Kekuatan Impian Dan Doa Seorang Anak



Saat masih SD, saya masih ingat kalau dulu sering dongkol bahkan menangis saat diajak bepergian oleh keluarga saya. Penyebabnya hanya satu; motor ayah saya sering banget mogok ditengah perjalanan. Bahkan, perjalanan refreshing pada hari Minggu sering habis dijalan karena harus mendorong motor yang mogok atau menunggui ayah yang harus memperbaiki sepeda motor bututnya

Saat saya dongkol dan bersedih, ayah dan ibu saya selalu menasehati dengan lembut. Bahwa kita harus bersabar dan bersukur atas pemberian dari Tuhan. Ujung-ujungnya pasti saya disuruh berdoa dengan sungguh-sungguh agar ayah diberi rumah bagus, motor bagus, dan mobil seperti salah satu teman ayah yang saya kenal.

Saya juga masih ingat, saat SD saya sangat senang diajak berkunjung ke rumah teman-teman ayah saya yang kaya. Saat itu saya sering membayangkan ayahlah yang mempunyai rumah seperti teman-temannya yang kaya tersebut. Bahkan bayangan, rasa, dan keindahan yang saya rasakan bisa bertahan selama beberapa hari lho.

Saya juga masih ingat ayah dan ibu sering bilang kalau mereka tidak mungkin bisa memiliki rumah besar dan mobil seperti teman-teman mereka yang kaya. Alasan orang tua saya karena mereka hanyalah pegawai negeri dengan gaji pas-pasan. Bahkan rumah kami saat itu saja masih kontrak.

Tapi saat itu saya tidak peduli, saya terus membayangkan betapa bahagianya jika ayah punya rumah besar dan mobil tersebut. Setiap selesai sholat di tempat ngaji, saya selalu memohon pada Allah kalau saya ingin ayah bisa punya rumah sendiri dan mobil. Agar saya tidak selalu bersedih karena motor ayah yang selalu mogok.

Tahukah anda? Ternyata dalam 3 tahun bayangan saya ini menjadi kenyataan! Ayah saya akhirnya bisa punya rumah yang luas, motor baru, dan sebuah mobil. PERSIS SEPERTI YANG SAYA BAYANGKAN DAN SAYA MINTA PADA ALLAH SELAMA 3 TAHUN MULAI KELAS 2 SD!

Kisah yang Terjadi Pada Teman Saya

Kisah saya di atas juga terjadi pada teman saya. Walaupun penghasilan dia pas-pasan, dia bisa menyekolahkan anaknya di sekolah TK favorit dengan biaya yang sangat mahal. Semua itu bisa terjadi karena si anak selalu membayangkan bahwa dia kelak akan sekolah di tempat itu.

Si anak tidak peduli walau diberitahu kalau orang tuanya tidak mampu membayar biaya pendaftaran. Bahkan dia sampai menabungkan uang jajannya agar bisa sekolah di tempat impiannya. Setiap pagi si anak selalu minta diajak sekedar melihat sekolah yang kelak akan menjadi sekolahnya saat umurnya sampai.

Tahukah anda? Akhirnya si anak bisa bersekolah di tempat itu walau secara logika tidak mungkin orang tuanya mampu membayar biaya pendaftaran. Ternyata Allah mengiyakan impian sang anak dan memberi rejeki yang cukup pada teman saya agar impian anaknya bisa terwujud…Subhanallah.

Pelajaran dari Kisah-kisah Ini

Janganlah anda sepelekan impian anak anda. Impian seorang anak adalah impian yang masih suci dan polos. Justru impian inilah yang seringkali dikabulkan oleh Allah. Ini berdasarkan pada pengalaman saya dan pengalaman beberapa teman.

Berilah anak anda impian positif setiap hari. Menjelang tidur, ajaklah dia membayangkan betapa nikmatnya punya kehidupan yang baik. Terakhir, ajaklah dia untuk meminta pada Tuhan. Tanamkan keyakinan hanya Tuhanlah yang mampu mengabulkan impiannya.

Sekali lagi; impian anak kecil adalah doa. Doa anak kecil akan mudah dikabulkan karena kepolosan jiwanya. Manfaatkan itu…..

Semoga bermanfaat, sukses untuk anda…..

Cinta Jangan Kau Pergi ( Reinkarnasi Blog Lama )


Tiba saat mengerti jerit suara hati.....mesti masih mencoba.. menaklukan "rasa" yang ada.....................mohon tinggal sejenak lupakanlah waktumengalir air mataku teteskan laramerajuk rasa menjalin mimpiendapkan '' sepi sepi ''Cintakan membawamukembali disini, menuai rinduBasuh perih................bawa serta dirimu dirimu yang dulu mencintaiku apa adanya saat dusta mengalir jujurkanlah hati kuatkan batin jiwamu mengenang cinta seperti dulu saat bersama tak ada keraguan......

Lagu lawas itu mengingatkanku akan kisah kita yang dulu begitu indah.... lagu terdengar jelas dari sebuah stasiun radio Sonora yang pada waktu itu semua makhluk yang bernama manusia sebagian besar sudah pad tidur dibuai mimpi....
Tapi malam itu matakau rasanya susah sekali tuk diajak kompromi...jam dinding berdetak 2 kali pertanda waktu sudah jam 2 dinihari....

Malam itu entah mengapa aku begitu merindukan "nya",,,, entah mengapa selalu begitu setiap kita habis bertengkar aku selalu menyesal dan selalu merindukanmu... padahal setiap kali pertengkaran aku selalu mengalah dan siap untuk dipersalahkan oleh "nya".....
Memang dalam hatiku yang paling dalam rasa sakit dihati bagai lubang yang semakin dalam, namun aku selalu bersabar.... karena kutak mau kehilangan "nya"...... biarlah hati ini disayat sayat tapi kutahu bahwa cinta masih ada dan selalu ada dihatinya.....
Aku cuma berharap semoga Tuhan selalu menolong aku karena kutulus mencintainya dengan segala pengorbanan perasaan ini..... Cinta janganlah kau pergi karena kuselalu menunggumu disini disetiap relung hatiku..........................

Sebelum Kau Terlelap

Sebelum Kau Terlelap.....

Adinda.....
Dengarkanlah..
Satu tutur kataku..
Sebelum kau terlelap

Kuharap kau...
Lepaskan sejenak..riak lagunya
Sebelum kau terlelap

Lagu ini ....
Halus hati..Timang segala sedihmu
Sebagai satu..redam perih..
Sebagai sampul diriku

Adinda sayang....
Jangan kau relakan ...
Dirinya berdiri di setengah langkahmu
Lepaskan.......
Pasung setiamu... Tuk jalani ini untuk..
Sebelum kau terlelap

Lagu ini ....
halus hati Timang segala sedihmu
Sebagai satu redam perih
Sebagai sampul diriku
Yang kau sayang Selalu saja.......
terbitkan erammu Diberinya hatimu
Pejamkan matamu
Sandarkan bebanmu
Masih ada yang lain.....
sebelum kau terlelap

by Dewa 19

Surat Sang Suami Kepada Istrinya Tercinta ( Reinkarnasi Blog Lama )

Kepada Istriku Dimanapun Engkau Berada.....

Sesungguhnya dengan segenap rasa sayang dan penyesalan,
kulakukan ini dengan penuh pengharapan.....

Pulanglah........
Percuma kita perdebatkan....
Percuma kita berpaling muka...
Sesunggunhya tiada kepuasan dalam amarah....
Percuma kita mengikuti bujuk rayu penggoda penghuni neraka....
Percuma kita terus menerus berada dalam lingkaran pertengkaran...

Pulanglah......
Pulanglah kerumah kita... rumah yang kita bangun bersama sama,,,,
dengan segenap peluh dan kerja keras kita....rumah tempat kita bernaung
dari teriknya mentari dan dinginya malam.....rumah dimana anak kita tersenyum
bahagia melihat ayah bundanya bercanda ria.....

Istriku.... ingatkah engkau....
Akan Teras rumah tempat kita bersenda gurau dengan sikecil...
Ingatkah engkau.... Dapur rumah kita tak lagi berseri sejak kau pergi...
Pulanglah kembali ke sorga kita.....
sorga tempat kita membesarkan buah hati kita.....
Sorga dimana kita bersama membangun kehidupan.....

Pulanglah....
Percuma membesarkan masalah.......
Jika engkau marah....jadikan marah itu hanya untukku....
jangan pula kau tebar amarahmu pada yang bukan seharusnya menerima.....
Jadikan aku raja bagimu jika kau mengngagumi ku....
jadikan aku budak jika kau membenciku........

Istriku.......
Seandainya kau tahu betapa aku mencintaimu mungkin kita takkan begini.......
Mungkin hidup kita lebih berseri..............

Istriku....
Aku takkan pernah jadi sempurna...
Begitupun dirimu.....
sebuah alasan yg cukup sempurna tuk tinggalkanmu...
jika kau selalu berpaling dariku.......

Halte Mal Cijantung ( Reinkarnasi dari blog lama )

Setelah hujan lebat mengguyur Jakarta, gerimis masih turun. Saya pacu
motor dengan cepat dari kantor disekitar Blok-M menuju rumah di
Cimanggis-Depok. Kerja penuh seharian membuat saya amat lelah hingga
di sekitar daerah Cijantung mata saya sudah benar-benar tidak bisa
dibuka lagi. Saya kehilangan konsentrasi dan membuat saya menghentikan
motor dan melepas kepenatan di sebuah shelter bis di seberang Mal
Cijantung. Saya lihat jam sudah menunjukan pukul 10.25 malam. Keadaan
jalan sudah lumayan sepi. Saya telpon isteri saya kalau saya mungkin
agak terlambat dan saya katakan alasan saya berhenti sejenak.

Setelah saya selesai menelpon baru saya menyadari kalau disebelah saya
ada seorang ibu muda memeluk seorang anak lelaki kecil berusia sekitar
2 tahun. Tampak jelas sekali mereka kedinginan. Saya terus
memperhatikannya dan tanpa terasa airmata saya berlinang dan teringat
anak saya (Naufal) yang baru berusia 14 bulan. Pikiran saya terbawa
dan berandai-andai, "Bagaimana jadinya jika yang berada disitu adalah
isteri dan anak saya?"

Tanpa berlama-lama saya dekati mereka dan saya berusaha menyapanya.
" Ibu, $B!&%r (Bkalau mau ibu boleh ambil jaket saya, mungkin sedikit
kotor
tapi masih kering. Paling tidak anak ibu tidak kedinginan"
Saya segera membuka raincoat dan jaket saya, dan langsung saya
berikan jaket saya.
Tanpa bicara, ibu tersebut tidak menolak dan langsung meraih jaket
saya. Pada saat itu saya baru sadar bahwa anak lelakinya benar-benar
kedinginan dan giginya bergemeletuk.

"Tunggu sebentar disini bu!" pinta saya. Saya lari ke tukang jamu yang
tidak jauh dari shelter itu dan saya meminta air putih hangat padanya.
Dan Alhamdulillah, saya justeru mendapatkan teh manis hangat dari
tukang jamu tersebut dan segera saya kembali memberikannya kepada ibu
tersebut. "Ini bu,.. kasih ke anak ibu!" selanjutnya mereka meminumnya
berdua.

Saya tunggu sejenak sampai mereka selesai. Saya hanya diam memandangi
lalu lalang kendaraan yang lewat
"Bapak, terima kasih banyak, mau menolong saya" sesaat kemudian ibu
tersebut membuka percakapan.
Ah, tidak apa-apa, ngomong-ngomong ibu pulang kemana? Tanya saya
Saya tinggal di daerah Bintaro tapi $B!&%r (B. (dia menghentikan
bicaranya),
Bapak pulang bekerja ? dia balas bertanya.
"Ya" jawab saya singkat.
"Kenapa sampai larut malam pak, memangnya anak isteri bapak tidak
menunggu? Tanyanya lagi. Saya diam sejenak karena agak terkejut dengan
pertanyaannya.
"Terus terang bu, sebenarnya selama ini saya merasa bersalah karena
terlalu sering meninggalkan mereka berdua. Tapi mau bilang apa, masa
depan mereka adalah bagian dari tanggung jawab saya. Saya hanya
berharap semoga Allah terus menjaga mereka ketika saya pergi."
Mendengar jawaban saya si ibu terisak, saya jadi serba salah. "Bu,
maafkan saya kalau saya salah omong.
Pak kalau boleh saya minta uang seratus ribu, kalau bapak berkenan?
Pintanya dengan sedih dan sopan. Airmatanya berlinang sambil
mengencangkan pelukan ke anak lelakinya.
Karena perasaan bersalah, saya segera keluarkan uang limapuluh-ribuan
2 lembar dan saya berikan padanya. Dia berusaha meraih dan ingin
mencium tangan saya, tetapi cepat-cepat saya lepaskan. "ya sudah, ibu
ambil saja $B!&%r (B tidak usah dipikirkan!" saya berusaha
menjelaskannya.
"Pak kalau jas hujannya saya pakai bagaimana? Badan saya juga
benar-benar kedinginan dan kasihan anak saya" kembali ibu tersebut
bertanya dan sekarang membuat saya heran. Saya bingung untuk
menjawabnya dan juga ragu memberikannya. Pikiran saya mulai
bertanya-tanya, Apakah ibu ini berusaha memeras saya dengan apa yang
ditampilkannya di hadapan saya? tapi saya entah mengapa saya
benar-benar harus meng-ikhlas-kannya. Maka saya berikan raincoat saya
dan kali ini saya hanya tersenyum tidak berkata sepatahpun.

Tiba $B!& (B"tiba anaknya menangis dan semakin lama semakin kencang.
Ibu
tersebut sangat berusaha menghiburnya dan saya benar-benar bingung
sekarang harus berbuat apa? Saya keluarkan handphone saya dan saya
pinjamkan pada anak tersebut. Dia sedikit terhibur dengan handphone
tersebut, mungkin karena lampunya yang menyala. Saya biarkan ibu
tersebut menghibur anaknya memainkan handphone saya. Sementara itu
saya berjalan agak menjauh dari mereka. Badan dan pikiran yang sudah
lelah membuat saya benar-benar kembali tidak dapat berkonsentrasi.
Mungkin sekitar 10 menit saya hanya diam di shelter tersebut
memandangi lalu lalang kendaraan. Kemudian saya putuskan untuk segera
pulang dan meninggalkan ibu dan anaknya tersebut. Saya ambil helm dan
saya nyalakan motor, saya pamit dan memohon maaf kalau tidak bisa
menemaninya. Saya jelaskan kalau isteri dan anak saya sudah menunggu
dirumah. Ibu itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya.
Dia meminta no telpon rumah saya dan saya tidak menjawabnya, saya
benar-benar lelah sekali dan saya berikan saja kartu nama saya. Sesaat
kemudian saya lanjutkan perjalanan saya.

Saya hanya diam dan konsentrasi pada jalan yang saya lalui. Udara
benar-benar terasa dingin apalagi saat itu saya tidak lagi mengenakan
jaket dan raincoat ditambah gerimis kecil sepanjang jalan. Dan ketika
sampai di depan garasi dan saya ingin menelpon memberitahukan ke
isteri saya kalau saya sudah di depan rumah saya baru sadar kalau
handphone saya tertinggal dan masih berada di tangan anak tadi. Saya
benar-benar kesal dengan kebodohan saya. Sampai di dalam rumah saya
berusaha menghubungi nomor handphone saya tapi hanya terdengar nada
handphone dimatikan. "Gila $B!&%r (B. Saya benar-benar goblok, tidak
lebih dari

30 menit saya kehilangan handphone dan semua didalamnya" dengan suara
tinggi, saya katakan itu kepada isteri saya dan dia agak tekejut
mendengarnya. Selanjutnya saya ceritakan pengalaman saya kepadanya.
Isteri saya berusaha menghibur saya dan mengajak saya agar
meng-ikhlaskan semuanya. "Mungkin Allah memang menggariskan jalan
seperti ini. Sudahlah sana mandi dan shalat dulu, kalau perlu tambah
shalat shunah-nya biar bisa lebih ikhlas" dia menjelaskan. Saya segera
melakukannya dan tidur.

Keesokan paginya saya terpaksa berangkat kerja membawa mobil padahal
hal ini saya tidak terlalu saya suka. Saya selalu merasa banyak waktu
terbuang jika bekerja membawa mobil ketimbang naik motor yang bisa
lebih cepat mengatasi kemacetan. Kalaupun saya bawa motor saya
khawatir hujan karena kebetulan saya tidak ada cadangan jaket dan
raincoat juga sudah saya berikan kepada ibu dan anak tadi malam.
Setelah mengantar isteri yang kerja di salah satu bank swasta di
sekitar depok saya langsung menuju kantor tetapi pikiran saya terus
melanglang buana terhadap kejadian tadi malam. Saya belum benar-benar
meng-ikhlaskan kejadian tadi malam bahkan sesekali saya mengumpat dan
mencaci ibu dan anak tersebut didalam hati karena telah menipu saya.

Sampai di kantor, saya kaget melihat sebuah bungkusan besar diselimuti
kertas kado dan pita berada di atas meja kerja saya. Saya tanya ke
office boy, siapa yang mengantar barang tersebut. Dia hanya menjawab
dengan tersenyum kalau yang mengantar adalah supirnya ibu yang tadi
malam, katanya bapak kenal dengannya setelah pertemuan semalam bahkan
dia menambahkan kelihatannya dari orang berada karena mobilnya mercy
yang bagus.

"Bapak selingkuh ya, pagi-pagi sudah dapat hadiah dari perempuan ?
tanyanya sedikit bercanda kepada saya. Saya hanya tersenyum dan saya
menanyakan apakah dia ingat plat nomor mobil orang tersebut, office
boy tersebut hanya menggelengkan kepala..

Segera saya buka kotak tersebut dan "Ya Allah, semua milik saya
kembali. Jaket, raincoat, handphone, kartu nama dan uangnya. Yang
membuat saya terkejut adalah uang yang dikembalikan sebesar 2 juta
rupiah jauh melebihi uang yang saya berikan kepadanya. Dan juga
selembar kertas yang tertulis ;

" Pak, terima kasih banyak atas pertolongannya tadi malam. Ini saya
kembalikan semua yang saya pinjam dan maafkan jika saya tidak sopan.
Kemarin saya sudah tidak tahan dan mencoba lari dari rumah setelah
saya bertengkar hebat dengan suami saya karena beliau sering terlambat
pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan. Bodohnya, dompet saya hilang
setelah saya berjalan-jalan dengan anak saya di Mall Cijantung.
Sebenarnya saya semalam ingin melanjutkan perjalanan ke rumah kakak
saya di depok, tetapi saya jadi bingung karena tidak ada lagi uang
untuk ongkos makanya saya hanya berdiam di hate bis itu. Setelah saya
bertemu dan melihat bapak tadi malam, saya baru menyadari bahwa apa
yang suami saya lakukan adalah demi cinta dan masa depan isteri dan
anaknya juga. Salam dari suami saya untuk bapak. Salam juga dari kami
sekeluarga untuk anak-isteri bapak di rumah. Suami saya berharap,
biarlah bapak tidak mengetahui identitas kami dan biarlah menjadi
pelajaran kami berdua . Oh $B!&%r (Bya, maaf handphone bapak terbawa
dan saya
juga lupa mengembalikannya tadi malam karena saya sedang larut dalam
kesedihan. Terima kasih.

Segera saya telpon isteri saya dan saya ceritakan semua yang ada
dihadapan saya. Isteri saya merasa bersyukur dan meminta agar semua
uangnya diserahkan saja ke mesjid terdekat sebagai amal ibadah
keluarga tersebut.

Mudik Lebaran 2006 ( Reinkarnasi dari Blog Lama )

Mudik Lebaran 2006



Akhirnya jadi juga lebaran di kampung halaman. Setelah berminggu minggu berjuang mendapatkan tiket pesawat, akhirnya dapat juga tiket itu hingga lebaran ini bisa aku bisa menikmati di kampung halamanku....Segala perasaan suka cita terpancar tatkala kaki pertama kali menginjakkan tanah kelahiran,,, kelelahan dan capek ditambah suasana puasa seakan sirna sudah begitu sampai dirumah, di kampung tempatku dulu dibesarkan......Oh Kampungku, ternyata kau sudah banyak sekali berubah, gaya metropolis ternyata sudah menjalar hingga ke kota ini,,,, kemajuan jamankah atau emang budaya yang dibawa oleh para perantau kesini.... Tapi satu yang tak pernah berubah adalah tatkala lebaran tiba, budaya saling memaafkan dan bersilahturahmi dalam merayakan lebaran begitu mengagumkan sangat jauh berbeda jika lebaran itu kulalui di kota Jakarta......

Pagi itu jarum jam menunjukkan pukul 07.00 wib, 23 Oktober 2006, bersama istri dan anakku, plus sedikit oleh oleh buat orang rumah di Palembang, kulangkahkan kaki ke jalan tuk menunggu bis yang akan membawa kami ke Pool Damri di Bogor.
Sepanjang jalan raya Bogor, kebetulan pada saat itu sudah ada beberapa umat muslim yang merayakan lebaran, sehingga terjadi sedikit kemacetan, suasana hati begitu ceria, betapa tidak karena tak berapa lama lagi sekitar pukul 2 siangan kita akan sampe di kampung halaman….Oh Palembang…. Crime City but Always I Miss it……

Prabumulih, kota kecil yang unik dan ramai salah satu kodya di Prop Sum-sel, disitulah aku dibesarkan…… kota dengan segudang julukan “ Kota Nanas, Kota Duren, Kota Minyak, Kota China, Kota Cempedak, Kota Rajanya Pulang Kampung (Prabu=Raja, Mulih=Pulang )…… “
Jam 5 sore sampe juga di rumah orang tuaku,,,,,,,, akibat delay pesawat di Soekarno Hatta Jakarta hampir 4 jam……… tapi alhamdullilah akhirnya sampe juga di kota ini, pertama kali menginjakkan kaki dirumah langsung ke tera belakang lihat masakan yang sedari kecil dulu sering sekali kusantap, yup…sambel Nanas dan “Tekwan Ikan”…. Oh god kau begitu baik ternayata makanan itu sudah menunggu aku dari jam 2 siang tadi…. Thanks Mom… kau begitu mengerti akan kerinduan anak anakmu yang selalu jauh darimu…..

Surat Dari Tuhan..........

Salam sejahtera buatmu Bro..

Saat Aku menulis ini,Aku sedang sedih dan kecewa kepadamu bro…
Maafkan Aku kalau aku kecewa, sebab selama ini kita berteman bahkan bersahabat cukup lama,tapi kamu melupakan aku bro..
Aku lihat kamu bangun pagi, sebenarnya Aku berharap kamu menyapa Ku tapi ternyata kamu masih bermalas malasan di tempat tidur, tapi Aku menyadari mungkin kamu masih mengantuk,mungkin setelah ini kamu mau ngobrol dengan Ku.
Tapi setelah itu kamu mandi dan kemudian makan pagi tanpa menyapa Ku sama sekali, Aku berfikir apakah kamu benar-benar lupa pada Ku? Ah tidak, mungkin kamu hanya sangat lapar sehingga tidak sempat ngobrol dengan Ku,mungkin setelah makan kamu baru menyapa Ku…
Bro, Aku menunggu kamu selesai makan,tapi ternyata kamu menyalakan TV dan menonton berita tentang sepak bola dan perang di Georgia…Aku berfikir mungkin kamu penasaran tentang pertandingan semalam yang tidak sempat ditonton karena mengantuk dan apakah perang berdampak pada harga minyak, ya sudahlah tak mengapa, mungkin setelah ini kamu baru menyapaku, ternyata harapan Ku sia-sia…Kamu langsung memakai pakaian rapi dan berangkat bekerja, Aku ikut dalam mobilmu bro,tapi kamu diam saja sambil mendengarkan musik jazz kesukaanmu.
Selama kamu bekerja, Aku duduk di sampingmu bro tapi tetap kamu cuek kepada Ku, ah…mungkin nanti siang kamu baru menyadari Aku ada disampingmu. Jam makan siang dating…Aku sangat senang karena kamu pasti ada waktu ngobrol dengan Ku sambil makan…ternyata tidak..kamu langsung makan tanpa menyapa Ku sementara teman-teman disampingmu menyapaku bahkan ngobrol dengan KU, Bro…Aku kecewa….tapi sudahlah,mungkin kamu sedang tertekan karena index saham yang kamu kelola terus turun dan kamu masih menderita rugi padahal waktu itu Aku bilang jangan enter market tapi kamu tidak mendengarkan Aku, mungkin nanti sore kamu ada waktu buat curhat sama aku setelah semua berakhir.

Jam pulang kantor, Aku sangat gembira bisa duduk di mobilmu lagi bro, tapi kamu masih juga diam…Aku berfikir,mungkin kamu masih menyesali kerugian hari ini, maaf bro,bukannya Aku tak mau Bantu tapi kamu sendiri yang tidak mau mendengarkan Aku, kamu lebih mendengarkan atasanmu yang mengiming-imingi kamu dengan bonus jika investormu loss.Aku tau kamu bimbang bro…
Mungkin setelah sampai di rumah kamu baru ada waktu, tapi kamu langsung mandi,makan dan kemudian tidur pulas…Bro, Aku menyadari kelelahan kamu,dan Aku masih berharap kamu mau curhat sama Aku,kamu kembali ngobrol dengan Ku seperti dulu sebelum kamu jadi trader hebat, saling menyapa dalam suka dan duka…Bro, Aku masih menunggumu dan aku masih menganggapmu sebagai sahabat Ku..Aku menunggu engkau punya waktu buat Ku seperti dulu dan tidak hanya mendengarkan atasanmu yang hanya ingin untung sendiri…
Dari temanmu,
T U H A N